Rabu, Oktober 31, 2018

Krisis Toleransi Dan Krisis Menghargai

Sumber Gambar: giphy.com


Gila ya si A sekarang kena cekal lagi gara-gara salah ngomong di media sosial...., kayaknya di era digital ini gue harus hati-hati dech kalo bikin status di media sosial..., gila ya si B gara-gara buat konten di youtube kena hujat netizen ..., ada apa ya kok sekarang apa-apa di cekal, apa-apa dilarang.., kasian ya si C kena hujat di caci maki netizen dan hatters, kolom komentar media sosial kok sekarang isinya hujatan dan umpatan ya..?


Sumber Gambar: gfycat.com


Hallo... bisnis online lovers, kalian pasti seringkali mendengar atau membahas hal-hal di atas, dan saat ini setelah gue amati menurut gue kita lagi mengalami pergeseran budaya dan gue kira masyarakat kita belum siap dengan pergeseran budaya ini.


Budaya apa yang bergeser? Pasti akan timbul pertanyaan itu di benak kalian, di era serba digital ini yang bergeser dan mengalami perubahan adalah budaya interaksi sosial, dulu sebelum kita masuk era digital interaksi sosial dilakukan secara nyata dan lingkupnya terbatas tapi semenjak kita masuk ke era digital interaksi sosial berubah 180 derajat dimana interaksi sosial bisa di lakukan di mana saja dan kapanpun lewat dunia maya atau internet, ruang lingkupnya pun luas bahkan kita bisa selalu berinteraksi sosial antar negara di dunia ini.

Hal ini gue anggap menjadi salah satu sebab kenapa banyak terjadi konflik bahkan perpecahan karena kita sebagian besar belum siap untuk menerima pergeseran budaya ini, dan hal itu yang memicu banyak masalah dan konflik tapi itu gue anggap sebuah proses perubahan karena perubahan yang terjadi pasti akan mengalami banyak proses baik itu proses negatif maupun positif.

Dan salah satunya adalah terjadinya krisis toleransi dan krisis menghargai dimasyarakat, dimana masyarakat belum siap menghadapi era digital yang apapun kita lakukan bisa dilihat semua kalangan di dunia ini, dan adab kesopanan interaksi sosial di dunia maya atau internet belum sama sekali di terapkan sehingga banyak sekali kita temukan ujaran kebencian, caci maki, bahkan provokasi, padahal jika adab interaksi sosial di internet atau di dunia maya di terapkan seperti adab interaksi sosial di dunia nyata, gue yakin pasti akan muncul rasa menghargai dan rasa toleransi, tapi karena adab itu tidak di gunakan sama sekali di interaksi sosial dunia maya atau internet pasti secara otomatis akan terjadi banyak konflik dan hilangnya toleransi serta rasa menghargai.


Sumber Gambar: dribbble.com


Seperti apa sih adab kesopanan interaksi sosial di dunia maya atau internet? Pasti kalian akan bertanya itu, contoh kecil saja misalkan kalian sedang melihat akun pribadi media sosial seorang artis, akun pribadi media sosial seorang artis itu jika di dunia nyata itu sama saja rumah mereka, di saat kita berkunjung melihat akun media sosial mereka itu sama saja kita berkunjung ke rumah mereka, dan jika berkunjung ke rumah yang bukan rumah kita pasti akan ada adab kesopanan dan aturan yang harus kita ikuti, paling tidak kita harus berkata sopan, harus menghargai yang punya rumah atau tuan rumah, tidak memaki atau menghujat apa yang dilakukan tuan rumah, dan kenyataan saat ini adab-adab kesopanan tersebut tidak kita terapkan di dunia maya atau internet, maka terjadilah banyak umpatan, caci maki, serta hilangnya rasa toleransi dan rasa menghargai.

Mungkin kita semua saat ini sudah saatnya harus menerapkan adab kesopanan dalam interaksi sosial di dunia maya atau internet, hal ini yang gue anggap mungkin bisa sedikit demi sedikit mengikis krisis toleransi dan krisis menghargai yang banyak terjadi di media sosial, mari untuk kalian bisnis online lovers dan kita semua seluruh masyarkat pengguna internet dan media sosial agar selalu menjaga adab kesopanan dalam interaksi sosial di dunia maya atau internet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Terbaru Karyaku Berjudul Cinta Baru Untuk Sang CEO

  Judul : Cinta Baru Untuk Sang CEO Genre: Romantis Drama Penname: Joe Saja Status : ONGOING On : Dreame & Innovel Seorang CEO kaya ray...